Selasa, 14 November 2017
Minggu, 12 November 2017
Ditangan Kreatif Mahasiswa Desain Produk, Batik Diubah Menjadi Produk yang Ciamik
Sejumlah Karya Batik yang Dipamerkan dalam Pameran Transformasi
Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Batik menjadi salah satu wujud kebudayaan Indonesia yang telah diakui dunia, namun sayangnya orang Indonesia sendiri belum terlalu bangga untuk mengenakan batik dikarenakan desain yang dianggap kolot dan ketinggalan zaman. Untuk mengubah presepsi tersebut, mahasiswa jurusan desain Produk Esa Unggul mengadakan pameran Batik yang bertajuk Transformasi.
Salah satu creator pameran Batik Tranformasi Nia Aldaniya menjelaskan pameran transformasi ini merupakan pengaplikasian dari Mata kuliah komputer grafis industri yang diajarkan di jurusan desain produk dalam hal ini mahasiswa mampu menggunakan aplikasi grafis untuk membuat suatu produk yang kreatif dan inovatif.
“Dalam pameran ini tema yang kami ambil ialah transformasi, tema ini kami ambil karena dalam prosese pembuatannya kami memodifikasi bentuk batik-batik yang sudah ada menjadi bentuk-bentuk yang lebih moderen dan sederahana tentunya dengan menerapkan warna-warna terkesan menarik tapi tidak menghilangkan makna dari batik itu sendiri,” ujar Nia di Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, Selasa (08/11/2017).
Pameran Batik Transformasi
Proses kreatif pembuatan Batik tersebut, Nia menjelaskan proses pertama ialah mencari referensi dari batik-batik yang sudah ada, langkah kedua membuat desain untuk batik tersebut menjadi bentuk baru dan lebih moderen, langkah ketiga yakni membuat mock up desain pada produk yang akan dibuat.Dan proses terakhir yakni percetakan bahan dan penjahitan. Secara keseluruhan proses ini memakan waktu 3-4 minggu.
Nia pun menerangkan hasil batik yang dibuat oleh dirinya dalam pameran Transformasi yakni Batik Banyumas, batik Banyumas yang dibuat oleh dirinya ialah penggabungan pola motif batik petani banyumas dan motif batik gringsing dengan menyederhanakan bentunya supaya lebih moderen. “Batik Banyumas yang dimodifikasi ini merupakan batik unik, karena selain penggabugangan dua motif yang berbeda, saya pun menerapkan batik ini dalam modelloose dress dengan bentuk sederhana namun terlihat lebih trendi,” ujarnya.
Dia berharap dari hasil pameran ini masyarakat dapat menyadari tentang betapa pentingnya menghargai budaya sendiri salah satunya yakni Batik, dengan cara mengembangkan batik dan bangga mengenakan batik sebagai indentitas bangsa dan negara.
“Dari pameran ini saya dan teman-teman yang terlibat dalam project ini menginginkan adanya kebanggan dari masyarakat khusunya anak muda untuk dapat mengenakan batik sebagai indesntitas bangsa dan adanya inovasi dan kreatifitas untuk memperkenalkan lebih luas corak dan motif batik yang ada di Indonesia kepada seluruh dunia,” tutupnya.
Suasana Saat Pameran Batik Esa Unggul
Pameran batik Transformasi yang diadakan oleh Program studi Desain Produk ini menghadirkan berbagai macam rupa produk, mulai dari baju formal batik, Long Dress Batik hingga tas yang bercorak batik. Sebanyak 14 mahasiswa Desain Produk mengikuti pameran yang berlangsung di Lobi Gedung Utama Esa Unggul.
Selasa, 05 September 2017
Tung Fang Desain University Taiwan Kunjungi Esa Unggul
Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Tung Fang Desain University dari Taiwan mengunjungi Esa Unggul Selasa (05/09) lalu. Delegasi Tung Fang University yang berjumlah lima orang itu langsung menghadap Rektor Universitas Esa Unggul Dr.ir. Arief Kusuma, M.B.A untuk melakukan ramah tamah di ruang rektorat.
Kunjungan Tung Fang ke Esa Unggul yakni melakukan kerja sama serta melihat penyelenggaran pendidikan Universitas Esa Unggul khususnya di bidang Desain dan Industri Kreatif. Salah satu Perwakilan Tung Fang Desain University Huang mengatakan Kunjungan institusinya ke Esa Unggul bertujuan untuk meningkatkan kerjasama akademik terutama di bidang Desain.
“Kunjungan kami ini bertujuan untuk melakukan kerjasama dengan Esa Unggul di sejumlah bidang terutama dalam hal desain dan komunikasi, kami melihat Esa Unggul sebagai sebuah institusi menjadi salah satu perguruan Tinggi yang terbaik khususnya di bidang Desain dan komunikasi Visual,” tutur Huang di lobi Esa Unggul (05/09/2017).
Dia pun berharap dalam kunjungan dan kerja sama yang dilakukan oleh kedua institusi di bidang Desain dan industri kreatif mampu membuahkan hasil pertukaran ilmu antar civitas baik dosen dan mahasiswa. Menurutnya hal ini menjadi salah satu momentum bagi dua Universitas beda negara ini meningkatkan
“Saya berharap dari kerjasama dan kunjungan ini, kami dari Tuang fang University dapat meningkatkan kualitas akademik kami khususnya di bidang Desain dan Industri Kreatif, begitu juga Esa Unggul. Ini merupakan langkah yang sangat baik bagi Esa Unggul dan Institusi kami bekerja sama di bidang desain, advertaising desain dan industri kreatif lainnya,” tutupnya.
Selepas mengadakan ramah tamah dengan Rektor, delegasi Tung Fang ditemani Rektor Wakil Rektor dan dosen Fakultas Desain dan Ilmu Kreatif langsung mengadakan foto bersama. Sementara siangnya para delegasi dijamu oleh Rektor Universitas Esa Unggul untuk makan siang.
Rabu, 02 Agustus 2017
Bincang Pagi Fakultas Desain Esa Unggul Bersama Radio KBR
Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Esa Unggul kembali mengadakan bincang pagi dengan Kantor Berita Radio (KBR). Setelah sebelumya talkshow KBR bersama dengan Program Studi Farmasi Esa Unggul tiga pekan lalu, kali ini giliran Fakutas Desain dan Ilmu Kreatif (FDIK) Esa Unggul yang berbincang memperkenalkan Produknya kepada 100 radio KBR di seluruh Indonesia.
Program Talkshow KBR bersama FDIK mengambil tema “Program Kreatif Sebagai Penggerak Ekonomi” menghadirkan tiga narasumber yakni Rektor Esa Unggul Dr.ir. Arief KusUma, M.B.A, Dekan FDIK Oskar Judianto, S.Sn.,MM., M.Des dan Ketua Jurusan Desain Produk Jhon Viter M.S.Des., M.Des.
Dalam bincang pagi tersebut Oscar Judianto Dekan FDIK, menjelaskan mengenai berbagai keunggulan yang didapat oleh mahasiswa Fakultas Desain dalam menjalani perkuliahan Desain di Esa Unggul. Salah satunya ialah keunggulan dari segi praktikum dan kesesuaian pekerjaan yang akan didapatkan oleh mahasiswa yang berkuliah di Fakultas Desain Esa Unggul.
“Keunggulan yang kami tawarkan pada fakultas desain Esa Unggul yakni kami mendorong mahasiswa untuk belajar lebih aktif hal ini didukung dengan sistem pengajaran kami yang mengutakan segi praktikum, tentunya komposisi praktik dengan teori sudah kami atur yakni 30 persen teori dan 70 persen praktik. Sehingga nantinya lulusan kami secara Hard Skill bisa lebih siap di dunia pekerjaan,”tutur Oskar, Rabu (02/08/2017).
Oskar pun menambahkan keunggulan lainnya yang bisa didapatkan jika ada anak muda yang tertarik dengan FDIK Esa Unggul yakni mereka akan diberikan ruang ekspresi seluas-luasnya dengan mengikuti berbagai ajang pameran produk kreatif dan desain baik tingkat nasional dan internasional.
“Di Fakultas Desain Esa Unggul, kami memberikan ruang seluas-luasnya kepada para mahasiswa yang ingin berkarya dan mempunyai karya desain yang unik dan kreatif, salah satunya kami dorong untuk memamerkan hasil karyanya pada ajang-ajang pameran nasional dan internasional. contohnya kemarin kita ikuti ajang pameran Casa dan yang paling anyar kita mengikuti ajang internasional yakni Thailand Expo 2017,” katanya.
Senada dengan Oskar, Kajur Desain Produk Esa Unggul Jhon Viter pun mengungkapkan di Esa Unggul pembelajaran mengenai desain, khusunya desain produk harus menyesuaikan dengan perkembangan atau tren yang sedang berkembang saat ini. Hal ini penting dilakukan karena mahasiswa Esa Unggul harus dapat tanggap terhadap kebutuhan pasar tanpa harus meninggalkan idealisme yang dimiliki oleh para mahasiswa yang nantinya akan menjadi pekerja Desain.
“Pembelajaran desain di Esa Unggul ini menitikberatkan pada proses kreatif, dalam artian kami mendorong mahasiswa desain untuk mengikuti arus perkembangan desain yang saat ini sangat cepat berubah. Saya ambil contoh produk handphone, desainnya kan setiap tahun bahkan bulan terus dinamis dan berubah, untuk itu penting bagi para mahasiswa untuk mempelajari isu-isu desain produk yang sedang tren, atau bahkan berpikir untuk memunculkan sebuah tren desain,” ucap Viter.
Viter pun menerangkan jika para lulusan Desain Produk di Esa Unggul memiliki peluang pekerjaan yang sangat luas, selain dikarenakan jurusan ini terkait dengan produk-produk teknologi yang sering berkembang kebutuhan akan lulusan dari desain produk sangat dicari dengan dunia industri bahkan banyak pula lulusan desain Esa Unggul yang menjadi seorang Enterpreneur (Wirausaha).
“Nantinya jika mereka lulus dari Desain Produk Esa Unggul, mereka tidak akan khawatir untuk mendapatkan pekerjaan karena industri desain ini sangatlah luas, kebutuhan akan lulusan desain dewasa ini sangat meningkat. Apalagi lulusan kami juga dibekali dengan jiwa enterpreneurship (kewirausahaan), jadi selain menjadi pelengkap industri kreatif lulusan kami pun menjadi pelaku industri ini,” ucapnya.
Sementara itu, penyiar radio KBR Swarah Madiena yang menjadi pemandu acara bincang Talkshow tersebut mengungkapkan sangat antusias dengan siaran yang dilakukan bersama dengan Universitas Esa Unggul. Selain membawa suasana baru dalam siaran, dia juga tertarik dengan bincang-bincang mengenai pendidikan.
“Seru sih siaran radionya disini, ada angin baru soalnya selama ini saya hanya siaran di kantor saja sekarang bisa siaran di lingkungan pendidikan berasa seperti jadi mahasiswa lagi,” terangnya.
Wanita yang juga menjadi News Anchor di TVRI ini pun berharap kerjasama KBR dengan Esa Unggul nantinya dapat kembali terjalin, kerana menurutya promosi melalui siaran radio saat ini sangatlah efektif disamping karena segmentasi pendengar KBR itu menyentuh ke berbagai kalangan, siaran ini pun mengudara di 100 radio yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia.
“Bincang-bincang tadi sangat menarik, ini bisa mejadi nilai tambah bagi Universitas Esa Unggul untuk dapat mempromosikan program studi di beberapa fakultasnya. Bahkan dari saat live interaktif banyak yang menanyakan terkait biaya kuliah di Esa Unggul apakah terjangkau atau tidak, ini menandakan banyak masyarakat yang tertarik dengan promosi yang dilakukan Esa Unggul khususnya FDIK. Mudah-mudahan bisa lanjut kerjasama Esa Unggul dengan KBR,”tutupnya.
Talkshow Program Ruang Publik KBR dengan Esa Unggul mengambil tempat di pelataran taman yang berhadapan langsung dengan kolam dan air mancur Universitas Esa Unggul. Dalam Talkshow tersebut set-up yang dihadirkan juga melibatkan beberapa karya produk dari mahasiswa Fakultas Desain dan Ilmu Kreatif Universitas Esa Unggul di antaranya produk yang dipamerkan yakni Desain sepeda moderen, Desain pesawat dan desain kesenian patung.
Acara yang dimulai dari pukul 09.00 hingga 10.00 WIB itu berlangsung seru dan atraktif karena menerima pertanyaan dari para pendengar setia KBR. Selain bisa mendengar lewat radio talkshow ini, program KBR ini juga disiarkan secara live Streaming di situs berbagi video Youtube.
Kamis, 01 Juni 2017
Unjuk Gigi Mahasiswa Desain Esa Unggul Di Pameran CASA Indonesia 2017
Unjuk Gigi Mahasiswa Desain Esa Unggul Di Pameran CASA Indonesia 2017
Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Pameran Desain Casa yang dihelat di Hotel Ritz Carlton menjadi ajang unjuk gigi beberapa perusahaan desin baik dalam maupun luar negeri. Bukan hanya perusahaan dan individu yang ikut meramaikan acara yang digelar oleh majalah desain tersebut, lembaga pendidikan yakni Universitas Esa Unggul pun ikut meramaikan perhelatan tahunan tersebut.
Universitas Esa Unggul yang telah berpartisipasi dua kali dalam acara tersebut, tahun ini memamerkan hasil karya mahasiswa/mahasiswinya yakni dua kursi Lazy Chair yang berkonsep Sense of Modern dan Sense of Nature Art, selain itu mahasiswa Esa Unggul pun membuat lampu 3D dari Rotan yang diberi nama Lampu Castello.
Penanggung jawab stand Esa Unggul Geggy Gamal S., S.Des, M.Des, mengatakan keikutsertaan Esa Unggul dalam acara ini merupakan sebuah motivasi mahasiswa Fakultas Desain untuk dapat berasing dan unjuk gigi kepada pencinta dan pelaku desain profesional bahwasanya kami memiliki potensi yang baik dalam memasuki industri ini.
“Ajang pameran ini kami manfaatkan untuk memperkenalkan karya mahasiswa desain produk dari Esa unggul ke pecinta dan pelaku desain, dan agar produk kami bisa go internasional,” tutur Geggy, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan (01/06/2017).
Kepala Pusat Studi Fakultas Desin dan Industri Kreatif ini pun menjelaskan karya yang dipamerkan mahasiswa Esa Uggul ini dikerjakan dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi dari mahasiswa yang jumlahnya sebanyak enam orang.
“Tim mahasiswa yang mengerjakan ketiga produk ini sangat profesional, mereka terdiri dari enam orang dan dikerjakan selama enam bulan,” tuturnya.
Ia pun menambahkan meski beberapa kendala dihadapi oleh tim desain produk untuk mengikuti ajang ini, akan tetapi mereka sangat bersemangat dan antusias menyelesaikan karya mereka sesuai deadline. “Beberapa kendala seperti biaya dan waktu dihadapi oleh tim desain kami, namun mereka tetap profesional menyelesaikan karya mereka,” ujarnya.
Meskipun dengan stand pameran yang sederhana, namun stand Esa Unggul diminati oleh pengunjung yang ingin mencoba menduduki produk yang dipamerkan seperi kursi Lazy Chair. Salah satu pengunjung yang mencoba kursi itu yakni Andreas Suryapratiwa, ia mengatakan sangat tertarik dengan desain kursi tersebut selain unik kursi tersebut sangatlah nyaman saat diduduki secara santai.
“Feel saat menduduki kursi itu tuh rasanya nyaman banget pengen tidur, saya juga suka banget sama desin kursinya yang mengusung harmoni alam,” tutur Andreas.
Andreas pun sempat kaget ketika yang mendesain kursi tersebut merpakan mahasiswa, ia menganggap kursi terbut merupakan karya seorang profesional desain. “Wah, ini karya mahasiswa yah? keren banget sih, inovatif dan kreatif banget saya suka nih sama karya-karya kreatif seperti ini,” ujarnya.
Selain Andreas, pengunjung lainnya pun tertarik mencoba kursi Lazy Chair, seperti Stefani Aryani, wanita 24 tahun yang datang bersama kekasih itu sangat antusias mencoba kursi Lazy Chair. “Enak nih kursinya, desainnya juga bagus banget,” tutur wanita yang berkerja sebagai pegawai Bank ini.
Seperti Andreas, Aryani pun menunjukan kekagumannya saat mengetahui produk yang dipamerkan di stand tersebut merupakan karya mahasiswa.”Luar biasa banget sih yang ngebuat, apalagi yang buat kan masih mahasiswa, kreatif,” terangnya.
Pameran Desain Casa Indonesia yang merupakan pameran desain terbesar di Indonesia telah memasuki tahun yang kedelapan. Tema yang diusung pada tahun ini ialah Completeness, Beyond Happiness. Jumlah peserta dalam pameran tersebut sekitar 64 peserta yang berasal dari kalangan pengusaha dan individu serta lembaga pendidikan.
Ajang tahunan ini digunakan untuk mengakomodir para pelaku industri kreatif di Indonesia agar mendapat tempat menunjukan karyanya secara nasional maupun internasional. Dalam pameran Casa tahun ini zona pameran terbagi menjadi Designers Showcase, Cook & Design Challange, Alumni CASA Design Challange, Young Designer, booth para tenants produk arsitektur dan interior, Architectural Project, Mi Casa, Trends Ambience, IDentities, serta Hystoria Video Tunnel hingga sajian design talk dan creative workshops.
Langganan:
Postingan (Atom)